
Tlagayasa, Bobotsari – Di tengah asrinya Desa Tlagayasa, terdapat sebuah potensi kuliner yang menjadi kebanggaan warga: Pecel Tlagayasa. Sajian tradisional ini kini berkembang menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat lokal, terutama para ibu rumah tangga.
Peliputan ini dilakukan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman pada 15 Juli 2025. Kami melihat langsung bagaimana semangat warga desa membangun perekonomian melalui kearifan lokal dan kreativitas dalam mengolah makanan tradisional.
Salah satu tokoh UMKM yang menonjol adalah Bu Kartinah, warga RT 1 RW 1 Desa Tlagayasa, yang telah menjalankan usaha pecel selama hampir dua tahun. Berawal dari keinginan untuk menambah penghasilan keluarga dan memanfaatkan keterampilan memasak, kini usahanya mulai dikenal luas oleh warga sekitar.
“Setiap hari saya jual pecel sayur, tahu isi, mendoan, dan rujak. Alhamdulillah, banyak warga yang cocok dengan rasa bumbu pecel saya, jadi biasanya sebelum siang dagangan saya sudah habis,” tutur Bu Kartinah dengan semangat.
Menu yang ia tawarkan cukup terjangkau bagi masyarakat, yakni:
- Pecel Sayur – Rp5.000
- Tahu Isi – Rp1.000/buah
- Mendoan – Rp2.000/3 buah
Semua proses mulai dari belanja, memasak, hingga menjual dilakukan sendiri tanpa bantuan karyawan. Meski dari segi promosi masih terbatas-tanpa spanduk dan kemasan sederhana namun kualitas rasa menjadi daya tarik utama. Bumbu kacang yang khas, sayuran segar yang diambil langsung dari kebun, serta gorengan yang renyah menjadi kombinasi yang sangat disukai pelanggan.
Pecel Tlagayasa tak sekadar menggugah selera, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang nyata. Dengan model usaha rumahan yang sederhana namun konsisten, UMKM seperti milik Bu Kartinah menjadi inspirasi bagi warga desa lainnya untuk ikut bergerak dan berkarya.
Tim KKN Unsoed berharap UMKM pecel seperti ini bisa terus berkembang, termasuk melalui pendampingan promosi digital dan pengemasan produk. Ke depan, harapannya produk pecel Tlagayasa dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk dalam bentuk kemasan siap saji.
Bagi Anda yang berkesempatan mengunjungi atau melewati Desa Tlagayasa, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, sempatkanlah untuk mencicipi pecel khas desa ini. Lebih dari sekadar makanan, ini adalah simbol ketekunan, semangat gotong royong, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Ditulis oleh:
Tim KKN Universitas Jenderal Soedirman 2025 – Desa Tlagayasa
Tagar:
#UMKMTlagayasa #PecelTradisional #KulinerDesa #KKNTlagayasa #Unsoed2025 #PotensiDesa #UMKMBanyumas #PemberdayaanDesa